JAKARTA, DELAPANTOTO — Harga komoditas pangan strategis kembali menunjukkan tren kenaikan yang mengkhawatirkan di tingkat nasional. Berdasarkan data terbaru dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per hari ini, Kamis (4/12/2025), harga rata-rata cabai rawit merah telah melonjak hingga Rp70.200 per kilogram, sementara harga telur ayam ras mencapai Rp32.450 per kilogram.
Lonjakan harga kedua komoditas ini memberikan tekanan serius pada daya beli masyarakat dan berpotensi menjadi pemicu utama inflasi di akhir tahun.
I. Rincian Kenaikan Harga dan Perbandingan Regional
Kenaikan harga ini terjadi secara merata di hampir seluruh provinsi, namun mencapai titik tertinggi di beberapa wilayah [Simulasi: Jawa dan Kalimantan].
| Komoditas | Harga Rata-rata Nasional (PIHPS) | Kenaikan vs Harga Normal [Simulasi] | Keterangan |
| Cabai Rawit Merah | Rp70.200/kg | Naik 40% (dari Rp50.000) | Kenaikan signifikan, jauh di atas batas psikologis Rp60.000. |
| Telur Ayam Ras | Rp32.450/kg | Naik 15% (dari Rp28.000) | Tertinggi dalam beberapa bulan terakhir, mendekati harga saat Lebaran. |
II. Analisis Penyebab Lonjakan Harga
A. Cabai Rawit (Logistik dan Musim Hujan)
Kenaikan harga cabai rawit disebabkan oleh faktor cuaca ekstrem yang melanda wilayah sentra produksi. Hujan deras dan banjir di sentra utama (seperti di Jawa Timur dan sebagian Sumatra) merusak panen dan menghambat proses pemetikan.
-
Faktor Logistik: Kerusakan akses jalan akibat bencana di Sumatera juga memperlambat distribusi dari sentra produksi ke pasar konsumen.
B. Telur Ayam (Biaya Pakan dan Nataru)
Lonjakan harga telur ayam dipicu oleh kombinasi dua faktor:
-
Biaya Pakan: Kenaikan harga pakan (terutama jagung dan bungkil kedelai) yang diimpor menaikkan biaya produksi peternak.
-
Permintaan Nataru: Peningkatan permintaan menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), di mana konsumsi rumah tangga dan industri makanan/kue meningkat drastis.
III. Tindak Lanjut Pemerintah dan Upaya Stabilisasi
Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) didesak untuk segera mengambil tindakan intervensi.
-
Operasi Pasar: Langkah yang paling mendesak adalah pelaksanaan operasi pasar secara masif, terutama di pasar-pasar tradisional di Jabodetabek, untuk menekan harga cabai dan telur agar kembali ke batas psikologis yang wajar.
-
Pengawasan Distribusi: Pemerintah harus mengawasi rantai distribusi untuk mencegah praktik penimbunan (hoarding) oleh spekulan, yang sering memanfaatkan momentum kenaikan harga.
Kenaikan harga pangan strategis ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di seluruh Indonesia.