Jakarta (CVTOGEL) — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa transformasi transmigrasi berbasis 5T menjadi instrumen penting dalam memperkuat pemerataan pembangunan nasional. Pendekatan baru ini dinilai mampu menjawab tantangan pembangunan wilayah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Khofifah menjelaskan bahwa konsep 5T dalam transmigrasi mencakup Tata kelola, Talenta, Teknologi, Transfer ekonomi, dan Terintegrasi wilayah. Transformasi ini menandai perubahan paradigma transmigrasi dari sekadar perpindahan penduduk menjadi strategi pembangunan kawasan yang menyeluruh.
“Transmigrasi hari ini bukan lagi sekadar memindahkan orang, tetapi membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang terintegrasi dan berkelanjutan,” ujar Khofifah dalam keterangan resminya.
Transmigrasi Berbasis Pembangunan Kawasan
Menurut Khofifah, pendekatan transmigrasi 5T menempatkan kawasan transmigrasi sebagai simpul pertumbuhan ekonomi baru yang terhubung dengan wilayah sekitar. Program ini tidak hanya berfokus pada penyediaan lahan hunian, tetapi juga pengembangan infrastruktur, akses pasar, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Melalui tata kelola yang kuat dan terintegrasi lintas sektor, kawasan transmigrasi diharapkan mampu berkembang mandiri dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi regional.
Talenta dan Teknologi Jadi Kunci
Khofifah menekankan pentingnya penguatan talenta transmigran melalui pelatihan, pendidikan vokasi, dan pendampingan usaha. Selain itu, pemanfaatan teknologi di sektor pertanian, perikanan, dan UMKM dinilai mampu meningkatkan produktivitas serta daya saing kawasan transmigrasi.
“Transmigran harus dibekali keterampilan dan teknologi agar mampu mengelola potensi wilayah secara optimal,” katanya.
Transfer Ekonomi dan Integrasi Wilayah
Dalam konsep 5T, transfer ekonomi menjadi upaya mendorong perputaran ekonomi dari wilayah maju ke wilayah berkembang melalui investasi, kemitraan usaha, dan penguatan rantai nilai. Sementara itu, integrasi wilayah dilakukan dengan menghubungkan kawasan transmigrasi ke pusat ekonomi, pelabuhan, dan jalur distribusi utama.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antarwilayah serta menciptakan peluang ekonomi yang lebih merata.
Dukungan Pemerintah Daerah dan Pusat
Khofifah menilai keberhasilan transformasi transmigrasi membutuhkan sinergi kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Ia juga mendorong peran aktif daerah asal transmigran dalam menyiapkan sumber daya manusia yang siap beradaptasi dan berdaya saing.
“Dengan kolaborasi yang solid, transmigrasi 5T bisa menjadi solusi nyata pemerataan pembangunan dan pengurangan ketimpangan wilayah,” ujarnya.
Harapan ke Depan
Khofifah berharap transformasi transmigrasi 5T dapat menjadi model pembangunan inklusif yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan transmigran, tetapi juga masyarakat lokal di kawasan tujuan. Program ini dinilai sejalan dengan agenda pembangunan nasional yang berorientasi pada keadilan sosial dan pertumbuhan berkelanjutan.